Langsung ke konten utama

Bacaan Qur'an Kita

Dalam perjalanan singkat ini ada banyak pelajaran yang saya dapat.

Di tulisan pertama ini saya mulai dengan cerita tentang seorang anak yang menjadi peserta tahfiz 3juz..

Tampilannya bagus, cuma kena 2 atau 3 bel. Padahal sebelum tampil sampai saat tampil itupun dia dalam keadaan sakit.
Ketika dia turun dari panggung kami pun bergumam "MaasyaAllaah.."

Tapi wajahnya sedih, sayapun bingung dan bertanya ke ibunya.
"Bu, Nabigh kenapa nangis?"
"Iya tadi katanya lupa kalo ada saktah di ayat ***"

Sayapun terdiam dan rasanya tertampar sendiri. Terbayang ketika muroja'ah ada banyak hak² huruf serta tajwid yang tak terucapkan dengan baik. Tapi seolah tak ada rasa bersalah sedikitpun saat berulangkali melakukannya..

Begitu juga saat menerima setoran dari teman², ketika bacaan mereka diperbaiki tak sedikit yang menjawab ”iya saya udah biasa baca begini"

Hmm...

Mari sejenak bertepi dan coba bertanya, apakah ada kalam yang lebih agung dari Al-Qur'an ?
Tidakkah terasa dan terpikir oleh kita adanya kekuatan yang Maha Dahsyat dibalik kalam tersebut? Sehingga keasliannya masih terjaga sampai saat ini padahal sudah 1400 tahun lebih, bahkan dijanjikan terjaganya hingga hari akhir kelak.

Lalu, bagaimana bisa kita membacanya biasa² saja tanpa mengikuti cara yang sudah ditetapkan saat ia diturunkan, saat Jibril membacakannya kepada Rasulullah SAW..
Maka, mari kita berusaha menjaga dan memperbaiki adab kita terhadap Al-Qur'an, 'penyelamat' kita dihari tersulit kelak. Buat ia bahagia, maka ia akan membahagiakanmu dihari penghakiman kelak.

@lamansuci

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mendidik Generasi Qur'ani

Melihat banyaknya pesantren-pesantren di tanah air yang akhir-akhir ini mengadakan studi tour keluar negri khususnya negri timur untuk mengambil sanad tahfiz dan tahsin Qur'an menimbulkan sedikit banyaknya rasa sedih sekaligus khawatir akan ini semua. Tidak ada yang salah dengan program ini. Namun, siapapun pihak yang mengadakan ini terkhususnya sebagai orang tua yang ingin mendidik anak-anaknya menjadi generasi Qurani, mestilah tau dan paham bagaimana langkah-langkahnya dalam mendidik. Mendidik generasi Qurani tidak cukup hanya dengan bermodalkan uang banyak. Tidak cukup dengan hanya mengirimkan anaknya sebulan dua bulan ke luar negri, sebut saja Mesir salah satu contohnya. Tidak salah mengirimkan anak untuk belajar Qur'an langsung ke Mesir, namun ada tahapannya. Tahapan inilah yang banyak terlupakan oleh orang tua. Yang pertama kali mesti dilakukan orang tua dalam mendidik anak-anak agar menjadi generasi Qurani adalah menyandarkan diri kepada Allah dan memahami bahwa anak

Beda Jalan, Beda Cerita tapi Tujuan Tetap Satu

"Yang membuat kita pudar semangatnya adalah ketika kita membandingkan lini masa kita dengan lini masa orang lain." ~KHC Pernah tidak merasa tertinggal dari yang lain dalam banyak hal, entah itu soal cita maupun cinta? Kurasa hampir semua orang pernah merasakannya. Tak terkecuali akupun pernah merasakannya, tapi seiring berjalannya waktu kusadari ini semua bukan soal siapa yang cepat siapa yang lambat. Bukan. Menepilah sejenak, coba berbicara antara kamu dan dirimu sendiri. Yang dicari, hilang Yang dikejar, lari Yang ditunggu Yang diharap Biarkanlah semesta bekerja Untukmu Tenangkan hati Semua ini bukan salahmu Jangan berhenti Yang kau takutkan takkan terjadi Kita coba lagi Untuk … Mungkin bisa sambil mendengarkan lirik lagu dari Kunto Aji ini, bagiku ini maknanya dalam. But ya, tergantung perspektif masing-masing.  Biarkanlah semesta bekerja untukmu, tenangkan hati, semua ini bukan salahmu. Dalam banyak hal seringkali kita membandingkan hasilnya dengan yang orang lain dapatka

Sekilas tentang Kehidupan Rumah Tangga

Udah lama banget ga nge-blog, sekalinya nge-blog langsung nulis tentang ini. Tulisan ini terinspirasi dari ftv tadi pagi. Kebetulan lagi nyetrika dan udah lama juga ga nonton dan emang tumben banget siarannya berhikmah, hahah.  Jadi tu hikmah yang aku dapet tadi ayah si gadis bilang, "Ngebangun rumah tangga itu ga kayak ngebangun perusahaan (si anak lagi kerja di sebuha perusahaan). Di perusahaan kalo ada yang ga disukai kita bisa dengan mudah ganti dengan yang lain, tidak dengan rumah tangga."   (Ga pernah seserius ini aku nonton ftv wkkwwk) Auto mikir, iya juga ya. Ya namanya hidup bersama ga suka itu pasti akan ada, gesekan-gesekan pasti akan datang, ga selamanya hubungan itu mulus. Ini yang pertama Yang kedua, kata bapak penjual bubur, " dalam kehidupan rumah tangga itu suami dan istri harus saling membantu dalam menyelesaikan tugas di rumah dan tugas-tugas lainnya. Kalo ibuk lagi ga bisa ngurus anak ya bapak yang gantiin. Pun begitu dengan tugas yang lainnya. Yang m