Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Sekilas tentang Kehidupan Rumah Tangga

Udah lama banget ga nge-blog, sekalinya nge-blog langsung nulis tentang ini. Tulisan ini terinspirasi dari ftv tadi pagi. Kebetulan lagi nyetrika dan udah lama juga ga nonton dan emang tumben banget siarannya berhikmah, hahah.  Jadi tu hikmah yang aku dapet tadi ayah si gadis bilang, "Ngebangun rumah tangga itu ga kayak ngebangun perusahaan (si anak lagi kerja di sebuha perusahaan). Di perusahaan kalo ada yang ga disukai kita bisa dengan mudah ganti dengan yang lain, tidak dengan rumah tangga."   (Ga pernah seserius ini aku nonton ftv wkkwwk) Auto mikir, iya juga ya. Ya namanya hidup bersama ga suka itu pasti akan ada, gesekan-gesekan pasti akan datang, ga selamanya hubungan itu mulus. Ini yang pertama Yang kedua, kata bapak penjual bubur, " dalam kehidupan rumah tangga itu suami dan istri harus saling membantu dalam menyelesaikan tugas di rumah dan tugas-tugas lainnya. Kalo ibuk lagi ga bisa ngurus anak ya bapak yang gantiin. Pun begitu dengan tugas yang lainnya. Yang m

Untukmu, Pa, Ma...

Beberapa hari yang lalu saat diminta ngisi motivasi ngafal Qur'an buat murid-murid di ma'had aku merasa santai saja karena materi yang bakal disampaikan Alhamdulillah sudah ada rangkuman dari materi-materi sebelumnya saat beberapa kali dimintai ngisi kajian online. Kira-kira dua jam sebelum ngisi aku coba bava ulang materi yang sudah ada ternyata setelah ditimbang-timbang bahasanya terlalu tinggi buat anak-anak usia SMP-SMA karena memang sebelum-sebelumnya aku selalu dimintai ngisi buat ukuran mahasiswa. Alhasil bismillah perbanyak istighfar juga sholawat aku putuskan untuk bincang santai saja tentang pengalaman dulu ketika menghafal.  Diawal basa basi kulemparkan pertanyaan kepada mereka apa yang menjadi penyemangat mereka menghafal. Salah seorang dari mereka menjawab, "ingin nanti ortunya dipakaikan mahkota." Mendengar jawaban itu entah kenapa mataku langsung berkaca-kaca dan tanpa sadar aku terisak teringat dahulu motivasi ku dalam menghafal adalah juga karena alas

Doa dan Hujan

Jika mendengar kata hujan atau saat hujan turun apa yang terpikir olehmu? Kenangan?  Kebanyakan pemuda sekarang selalu saja menghubungkan antara hujan dan kenangan.  Apalagi bulan Juni, yang akrab sekali dengan puisinya Joko Darmono,   "Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni..."  Sebenarnya tulisan ini pengen dibikin awal bulan Juni kemarin yang dimulai dengan hujan dari sejak malamnya sekitaran pukul 2 malam tak henti turun sampai kurang lebih pukul 2 siang. Dengan berbagai melodi rintiknya dari yang sangat sendu sampai seperti hujan turun sebagai hukuman. Hukuman? Iya, maksudku pernah waktu itu suara rintiknya yang terdengar malu-malu tiba-tiba perlahan langsung membesar, seketika aku teringat kisa kaum Nabi Nuh yang ditimpa banjir bandang.  Pernah saat mendung Aisyah ra melihat adanya ketidaksenangan dari wajah Rasulullah saw, Aisyah pun menanyakan hal tersebut, lalu Rasulullah menjawab, " Wahai Aisyah, apakah gerangan yang dapat memberi jaminan kepadaku bahwa

Menjadi Ibu

Menjadi ibu adalah bagian dari keajaiban. Menjadi ibu adalah sebuah amanah besar, mendidik sang buah hati agar terus tumbuh dalam iman. Maka inilah awal dari sebuah proses membangun peradaban besar. Menjadi ibu mengharapkan keturunan salih dan shalihah tidaklah bisa dengan hanya berangan-angan. Sebab ia adalah sebuah tanggung jawab besar, dengan perjuangan yang tidak sebentar, pengorbanan yang tidak sembarangan. Semoga wahai ibu dan calon ibu, Allah bimbing setiap langkah lemah kita untuk membentuk sebaik-baik insan. Lalu diakhir nanti kau tersenyum, dengan lembut tanganmu mendidik generasi membangun bangsa serta tangguh pengorbananmu; membuat cemburu bidadari surga.  Sebuah pesan masuk dua hari lalu dari seorang teman yang sudah lama tak berkabar. Tiba-tiba mengirimkan sebuah pesan yang membuat haru, aku tertegun pada kalimat terakhir darinya, "Aku percaya pemimpin yang shalih itu lahir dari kamu." Berulangkali kubaca kalimat itu, sambil mematut-matut diri dan me

Seruan yang Menghidupkan: QS:Al-Anfal:24

"Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan." Al-Anfal:24 Jalan kebahagiaan yang abadi adalah ketika manusia memenuhi seruan Allah dan RasulNya. "Wahai orang-orang yang beriman..." Allah ulang kembali seruan kepada orang-orang yang beriman setelah sebelumnya Allah serukan diayat 20. Sebagai isyarat bahwa iman itu menghendaki adanya amal perbuatan serta bersegera memenuhi apa yang datang setelah iman tersebut; perintah-perintah dan larangan. Mendorong mereka untuk mematuhi dan melarang mereka untuk berpaling.  Karena iman bukanlah dengan angan-angan atau sebagai penghias bibir saja. Tapi ia adalah yang tertancap kuat dalam hati dan dibenarkan oleh amal perbuatan.  Tambahan huruf ا س ت pada kata استجيبوا  mengandung makna melakukannya dengan sungguh

Cinta kepada Allah; QS:Ali-'Imron31-32

Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Katakanlah (Muhammad), “Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” QS:Ali-'Imron:31-32 Sesungguhnya islam adalah agama yang menyeru kepada cinta: cinta dengan segala jenis dan tingkatannya. Karena cinta menguatkan ikatan antara yang mencintai dan yang dicintai. Karena cinta menumbuhkan kasih sayang dan kerinduan. Dan buah darinya ialah kebahagiaan, ketenangan hati dan keridhaan.  Ada banyak jenis cinta: cinta yang paling tinggi derajatnya, yang paling suci yang paling agung ialah cinta kepada Allah 'azza wa jalla.  Ialah derajat cinta yang paling tinggi yang tak dapat digapai kecuali orang yang solih yang beriman dengan sebenar-benarnya beriman. Sebab ada banyak orang yang mengaku cinta kepada Allah tapi hati dan perbuatan jauh dari makna cinta kepada Allah itu

Perniagaan yang Paling Menguntungkan

BersamaMu Yaa Rahiim, tiada perniagaan yang merugikan... " Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui, niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah kemenangan yang agung. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin." Ash-Shoff:10-13 Orang yang berdagang senilai satu dirham kemudian mendapatkan keuntungan senilai sepuluh dirham saja membuat iri orang seluruh pasar kepadanya. Lantas bagaimana dengan orang yang menukar kehidupannya yang hanya sementara ini dengan kenikmatan yang ke

Dua Ni'mat yang khusus Allah berikan kepada hamba yang Ia cintai

"...dua nikmat ini lebih aku sukai daripada dunia dan seisinya..." Diantara kita ketika dihadapkan dengan sebuah ujian merasa dirinya lah yang paling sengsara. Ada yang merasa diuji dengan bentuk fisiknya. Ada juga yang merasa paling menderita dalam urusan harta dll. Apalagi ditengah-tengah masa pandemi ini. Merasa diri sendiri yang paling menderita. Ini semua menunjukkan bahwa dia belum mengenal Allah 'azza wa jalla. Jika dia benar-benar mengenal Allah, alih-alih ingin mengeluh yang ada malah rasa syukur yang kian bertambah. Dalam kondisi terburuk sekalipun yang tengah dirasakan, tetap ni'matNya jauh lebih banyak.  "Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang." Diantara limpahan nikmat yang Allah berikan, ada-ada saja hal yang dianggap manusia pantas untuk dikeluhkan kepada Allah, sehingga merasa Allah tidaklah adil kepadanya. Padahal jika harus berdiam diri sa

Takut kepada Allah; tadabbur surat An-Nazi'at:40-41

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya. (QS: 79:40-41) Ketakutan adalah energi jiwa untuk membentengi diri dari perbuatan yang mengandung murka Ilahi. Orang yang takut akan kebesaran Rabbnya tak akan berani berbuat maksiat, maka dengan rasa takutnya kepada keagungan Rabbnya inilah yang akan menuntunnya untuk menyesali segala kekhilafan.  Menahan diri dari hawa nafsu merupakan inti dalam wilayah keta'atan , sebab hawa nafsu adalah pendorong yang kuat terhadap semua pelanggaran. Maka jarang sekali manusia melakukan kemaksiatan kecuali tersebab kan hawa nafsu. Kebodohan masih bisa diobati, sedang hawa nafsu butuh perjuangan yang berat dan panjang untuk mengobatinya. Takut kepada Allah merupakan benteng yang kokoh dalam menghadapi dorongan hawa nafsu yang membinasa. Takut kepada Allah juga bisa diartikan sebagai pengawasan . Dalam pengawasan Allah, kita berusaha hidup dala

Membentuk Hati yang Tangguh; Tadabbur Al-Baqoroh:214

Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. (Al-Baqoroh:214) Ayat ini berbicara tentang ujian untuk orang beriman yang menjadi penyambung dari penjelasan Allah SWT dari berbagai jenis dan macam manusia yang Ia ciptakan. Setelah di ayat sebelumnya Allah menjelaskan tentang orang-orang yang ingkar, lalu orang-orang yg diberi hidayah, maka di ayat ini Allah beri tahu pada Nabi SAW bahwa tidak semua yang Allah beri hidayah itu menempati level yg sama ada dari mereka yang menempati tempat dan level tinggi sekali karena ujian yg diberikan padanya. Ada yg tidak sabar dengan ujian tersebut, maka hidayahnya tidak bertambah di level yang lebih tinggi. Ayat ini juga

Selama Kamu berada pada ManhajNya...

Siapa diantara kita yang tak ingin hidup bahagia yang padanya ada keselamatan, ada ridha, ada ketenangan, ada rasa percaya kepada Allah Ta’ala. Siapa diantara kita yang tak ingin selamat dari rasa takut, dijauhkan dari kegelisahan, dihilangkan kepedihan.  Sungguh saat Allah Ta’ala menciptakan kita Allah juga telah merancang manhaj untuk kita dalam kehidupan yang fana ini, firman Allah Ta’ala: “ …maka barangsiapa yang mengikuti petunjukKu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” Al-Baqoroh:38 “… maka ketahuilah barang siapa yang mengikutiKu, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” Toha:123 “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dab bergembiralah kamu dengan memeperoleh surga yang telah dijanjikan kepadamu.” Fushshilat:30 Selama kamu dalam manhaj Ilahi, maka k

Beda Jalan, Beda Cerita tapi Tujuan Tetap Satu

"Yang membuat kita pudar semangatnya adalah ketika kita membandingkan lini masa kita dengan lini masa orang lain." ~KHC Pernah tidak merasa tertinggal dari yang lain dalam banyak hal, entah itu soal cita maupun cinta? Kurasa hampir semua orang pernah merasakannya. Tak terkecuali akupun pernah merasakannya, tapi seiring berjalannya waktu kusadari ini semua bukan soal siapa yang cepat siapa yang lambat. Bukan. Menepilah sejenak, coba berbicara antara kamu dan dirimu sendiri. Yang dicari, hilang Yang dikejar, lari Yang ditunggu Yang diharap Biarkanlah semesta bekerja Untukmu Tenangkan hati Semua ini bukan salahmu Jangan berhenti Yang kau takutkan takkan terjadi Kita coba lagi Untuk … Mungkin bisa sambil mendengarkan lirik lagu dari Kunto Aji ini, bagiku ini maknanya dalam. But ya, tergantung perspektif masing-masing.  Biarkanlah semesta bekerja untukmu, tenangkan hati, semua ini bukan salahmu. Dalam banyak hal seringkali kita membandingkan hasilnya dengan yang orang lain dapatka

Skincare, Kosmetik dan Perempuan

Jika wajah yang ditatap sesama manusia teramat sangat kita perhatikan dan jaga kebersihannya, kecerahannya, kesegarannya. Maka, adalah hati yang senantiasa akan dilihat oleh Rabb, Tuhannya manusia, yang memerlukan perhatian lebih dalam penjelitaannya. Namun, nyatanya ia pula yang sering terabaikan. Hatimu, nasihat Imam Hasan Al-Bahsri, obatilah dari penyakit-penyakitnya. Sungguh hajat Allah kepada hamba-hamba-Nya adalah kedamaian hati mereka. Mumpung lagi #dirumahaja, aku ingin sedikit bercerita tentang dunia per-skincare-an. Dari semasa perkuliahan sampai sekarang, seringkali aku ternganga dengan skincare dan alat-alat kecantikan teman-teman. Dari yang untuk wajah, bibir, bulu mata, alis, warna kantung mata dll semuanya punya alat dan sesuatu untuk mempercantiknya masing-masing. Duh gila ini mah kalo gajian potongan persen buat beli itu aja mungkin bisa abis setengahnya. Pernah suatu kali aku memperhatikan seorang teman sedang mewarnai bibirnya, ada tiga jenis yang dipake untuk bibir