Langsung ke konten utama

Dua Ni'mat yang khusus Allah berikan kepada hamba yang Ia cintai

"...dua nikmat ini lebih aku sukai daripada dunia dan seisinya..."

Diantara kita ketika dihadapkan dengan sebuah ujian merasa dirinya lah yang paling sengsara. Ada yang merasa diuji dengan bentuk fisiknya. Ada juga yang merasa paling menderita dalam urusan harta dll. Apalagi ditengah-tengah masa pandemi ini. Merasa diri sendiri yang paling menderita. Ini semua menunjukkan bahwa dia belum mengenal Allah 'azza wa jalla. Jika dia benar-benar mengenal Allah, alih-alih ingin mengeluh yang ada malah rasa syukur yang kian bertambah. Dalam kondisi terburuk sekalipun yang tengah dirasakan, tetap ni'matNya jauh lebih banyak. 

"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang."

Diantara limpahan nikmat yang Allah berikan, ada-ada saja hal yang dianggap manusia pantas untuk dikeluhkan kepada Allah, sehingga merasa Allah tidaklah adil kepadanya. Padahal jika harus berdiam diri sambil duduk menghitung nikmatNya tak akan cukup waktu untuk menghitungnya. 

Ada sebuah kisah pada masa Abu Ubaidah bin Jarroh ketika beliau memegang kekuasaan di Syam. Suatu hari saat beliau memantau keadaan rakyatnya, Abu Ubaidah melewati sebuah hutan yang yang tak ada penduduknya, tiba-tiba dia melihat ada sebuah gubuk kecil ditengah hutan. Beliau pun penasaran dan mendekati gubuk tersebut, dari luar dia mendengar seseorang sedang bertahmid kepada Allah; Alhamdulillah, terus dan terus. Abu Ubaidah pun penasaran dan mengetuk pintu gubuk itu. Ketika masuk ia terheran karena didalamnya hanya ada seorang kakek yang sedang berbaring diatas tanah, tak ada perabotan apapun didalamnya walau hanya sehelai tikar untuk berbaring. Abu Ubaidah mendekati sang kakek dan baru menyadari kalau kakek tersebut adalah seorang tunanetra, lalu melihat kakinya juga lumpuh ditengah usianya yang sudah sangat tua, yang bergerak hanya bibirnya saja sambil terus mengucapkan tahmid. 
Beliau duduk disisi kakek tersebut lalu bertanya, 

"Wahai kakek, dengan siapa kakek tinggal disini?"

"Dengan satu orang anak saya, tadinya saya punya keluarga yang besar, namun mereka semua telah meninggal kecuali satu orang." Jawab kakek

"Lalu kenapa kakek tidur disini?" Tanya Abu Ubaidah kembali

"Saya lumpuh dan saya tidak bisa melihat, tapi Allah Maha Baik..." 

(Abu Ubaidah pun heran, sudah tua renta, sendirian, tidak bisa melihat, lumpuh dan tak ada apapun dirumahnya) "Kek, dari tadi saya mendengar kakek selalu  bertahmid, tapi saya perhatikan kakek tak punya kehidupan yang layak. Apa yang kakek syukuri?" Tanya Abu Ubaidah penuh heran. 

(Kakek itu tersenyum lalu menjawab) "Wahai Tuan, ada dua ni'mat yang Allah berikan kepada saya dan itu lebih saya cintai daripada dunia dan seisinya. Yang mana dua nikmat itu hanya Allah berikan kepada hamba yang Ia cintai." 

"Apa itu dua nikmat yang tak sembarang orang mendapatkannya?" Tanya Abu Ubaidah

"Dua nikmat itu adalah hati yang senantiasa mampu bersyukur dan lisan yang senantiasa mampu berzikir. Saya selalu bersyukur, saya selalu merasa bahagia dan selalu merasa bersyukur."

Demikianlah, hati yang mampu untuk senantiasa bersyukur akan membimbing lisan untuk senantiasa berzikir mengingat Allah. Sebaliknya, hati yang tak mampu bersyukur akan membuat lisan untuk sering berkeluh kesah. 

Yaa Rabb, jadikanlah hati-hati kami untuk senantiasa bersyukur dan lisan-lisan yang senantiasa berzikir mengingat Mu...

Wallahu'alam bishshowab

#Ramadhan7

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mendidik Generasi Qur'ani

Melihat banyaknya pesantren-pesantren di tanah air yang akhir-akhir ini mengadakan studi tour keluar negri khususnya negri timur untuk mengambil sanad tahfiz dan tahsin Qur'an menimbulkan sedikit banyaknya rasa sedih sekaligus khawatir akan ini semua. Tidak ada yang salah dengan program ini. Namun, siapapun pihak yang mengadakan ini terkhususnya sebagai orang tua yang ingin mendidik anak-anaknya menjadi generasi Qurani, mestilah tau dan paham bagaimana langkah-langkahnya dalam mendidik. Mendidik generasi Qurani tidak cukup hanya dengan bermodalkan uang banyak. Tidak cukup dengan hanya mengirimkan anaknya sebulan dua bulan ke luar negri, sebut saja Mesir salah satu contohnya. Tidak salah mengirimkan anak untuk belajar Qur'an langsung ke Mesir, namun ada tahapannya. Tahapan inilah yang banyak terlupakan oleh orang tua. Yang pertama kali mesti dilakukan orang tua dalam mendidik anak-anak agar menjadi generasi Qurani adalah menyandarkan diri kepada Allah dan memahami bahwa anak

Beda Jalan, Beda Cerita tapi Tujuan Tetap Satu

"Yang membuat kita pudar semangatnya adalah ketika kita membandingkan lini masa kita dengan lini masa orang lain." ~KHC Pernah tidak merasa tertinggal dari yang lain dalam banyak hal, entah itu soal cita maupun cinta? Kurasa hampir semua orang pernah merasakannya. Tak terkecuali akupun pernah merasakannya, tapi seiring berjalannya waktu kusadari ini semua bukan soal siapa yang cepat siapa yang lambat. Bukan. Menepilah sejenak, coba berbicara antara kamu dan dirimu sendiri. Yang dicari, hilang Yang dikejar, lari Yang ditunggu Yang diharap Biarkanlah semesta bekerja Untukmu Tenangkan hati Semua ini bukan salahmu Jangan berhenti Yang kau takutkan takkan terjadi Kita coba lagi Untuk … Mungkin bisa sambil mendengarkan lirik lagu dari Kunto Aji ini, bagiku ini maknanya dalam. But ya, tergantung perspektif masing-masing.  Biarkanlah semesta bekerja untukmu, tenangkan hati, semua ini bukan salahmu. Dalam banyak hal seringkali kita membandingkan hasilnya dengan yang orang lain dapatka

Sekilas tentang Kehidupan Rumah Tangga

Udah lama banget ga nge-blog, sekalinya nge-blog langsung nulis tentang ini. Tulisan ini terinspirasi dari ftv tadi pagi. Kebetulan lagi nyetrika dan udah lama juga ga nonton dan emang tumben banget siarannya berhikmah, hahah.  Jadi tu hikmah yang aku dapet tadi ayah si gadis bilang, "Ngebangun rumah tangga itu ga kayak ngebangun perusahaan (si anak lagi kerja di sebuha perusahaan). Di perusahaan kalo ada yang ga disukai kita bisa dengan mudah ganti dengan yang lain, tidak dengan rumah tangga."   (Ga pernah seserius ini aku nonton ftv wkkwwk) Auto mikir, iya juga ya. Ya namanya hidup bersama ga suka itu pasti akan ada, gesekan-gesekan pasti akan datang, ga selamanya hubungan itu mulus. Ini yang pertama Yang kedua, kata bapak penjual bubur, " dalam kehidupan rumah tangga itu suami dan istri harus saling membantu dalam menyelesaikan tugas di rumah dan tugas-tugas lainnya. Kalo ibuk lagi ga bisa ngurus anak ya bapak yang gantiin. Pun begitu dengan tugas yang lainnya. Yang m