Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Tawakkal

Semakin kesini semakin memahami, sekeras apapun berusaha, tetap pertolonganNya yang pertama dan utama. Pertolongan yang tak boleh luput untuk senantiasa dimohonkan pada apa-apa yang diusahakan. Tawakkal. Ternyata tawakkal itu tidak semudah mengucapkannya ya(?) ringan dilisan namun berat dalam melaksanakan. Tawakkal itu ga gampang, makanya mungkin semakin kesini semakin Allah uji dengan berbagai pinta yang belum menemui jawabnya. Tawakkal itu ga mudah, makanya Allah uji lagi lagi dan lagi sampai benar-benar diri ini bisa seutuhnya menggantungkan harap hanya pada Tuhan Yang Maha Kuasa atas Segalanya. Disini, tauhid sangat teruji. Ya, bagaimana tidak. Disaat hati berusaha tawakkal pada Sang Khaliq, harap pada makhluk terasa seolah lebih menjanjikan. Padahal semapta janji Ilahi telah terukir indah dalam pelataran wahyu;   وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, n

Allah, aku ingin kembali

Ternyata inti segala keluh kesahnya selama ini ada pada; hatinya yang terlalu cinta pada dunia. Harga surga seolah lebih murah dari dunia, sehingga waktu dan pikirannya dihabiskan lebih banyak memikirkan dunia. Dunia yang telah begitu lekat dihatinya, membuat langkahnya menjadi berat. Di separuh perjalanan ia terhenti, terdiam begitu lama... Allah, dengan sifatnya yang Maha Penyayang, menginginkannya kembali. Sebab Allah tau, didalam hati kecilnya terbersit niat ingin kembali. Dalam lamunan panjangnya, terlintas ayat-ayat CintaNya, "Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri mau-pun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka." (QS:9:111) Terbayang olehnya, ia saja ketika membeli sesuatu mestilah sesuatu yang kualitasnya baik. Misalnya saja ketika membeli buah, jika ada buah yang busuk dan buah yang segar tentu ia akan memilih buah yang segar. Lalu apalagi Allah yang membeli hambaNya dengan balasan surga yang indah megahnya saja tak pernah terjan

Kenangan dari Mesir : Keikhlasan para Masyayikh

Pada akhirn ya, apa- apa yang ditingg al akan menjadi sebuah kenangan yang kelak sebagai lampu penerangan untuk menyusuri jalanan didepan agar selamat hingga terminal akhir. Yap, begitulah perjalanan ini, apa-apa yang telah berlalu yang sempat bersinggungan maupun tidak yang baik maupun buruk semuanya akan menjadi guru pembelajaran dikemudian hari. Mesir, salah satu pelajaran yang sangat terekam oleh memori ini adalah tentang keikhlasan para masyayikhnya. Hal yang sangat jarang didapatkan di negri ini. Baru beberapa bulan saja disini, hampir semua pertimbangan dinilai dari uang dan jarak. Hufft.. Mau kerja di tempat A, B, C dll ditanyain, jaraknya berapa gajinya berapa, sesuai tidak? Tidak salah memang, cuma mungkin belum terbiasa aja dengan realita seperti. Karna jujur saja, selama belajar di negri Piramid, hampir-hampir dari para guru mengajar dengan segenap keikhlasannya. Ada dosen yang rumahnya harus menempuh perjalanan berjam-jam menuju kampus. Ada yang pulang perginya ikut ber

Pulang

Cerita hari inipun telah selesai. Meski nyatanya pada banyak hal versi selesai bagi manusia berbeda dengan versi semesta. Adapun pemeran-pemeran ceritanya, kejadian-kejadian sekaligus alur cerita yang terkadang diluar apa yang dipikirkan, suka tidak suka, yakin semuanya adalah baik. Yaa, sejatinya cerita apapun yang ditemui ia selalu berjalan bersama hikmah yang kadang memang suka datang sembunyi-sembunyi, meski terkadang begitu perih yang dirasa. Menjadikannya sebagai anugerah atau prahara adalah tergantung bagaimana diri menyikapinya.  Kalaulah Allah selalu bertanya sebelum menetapkan sesuatu, "Kamu maunya apa wahai hambaKu?" Tentulah kecenderungan akan sesuatu yang membahagiakan selalu menjadi pilihan. Namun, tentu mutiara tak akan didapat dengan cara seperti itu. Karena itu mensyukurinya atas apapun yang dirasa, menjadi bentuk paripurna dari sebuah penerimaan. Radhiitu billahi Esok jika masih diizinkan untuk berte mu semoga mentari bersinar lebih indah :) *** Akhir

Khawatir

Ketika membuka tumblr kudapati tulisan Mas Gun (Kurniawan Gunadi) tentang kekhawatiran mengenai pasangan hidup kelak. Iya, rasanya tepat sekali tulisan itu muncul disaat seperti ini. Dalam tulisan tersebut Mas Gun bilang, “Kalau benar kita akan dipertemukan, bolehkah kucuri sedikit rahasiaNya? Agar aku tahu, kalau aku sedang menunggu yang baik, sekaligus yang terbaik bagiNya. Aku tahu sebenarnya tidak boleh, tapi aku khawatir diuji melalui pernikahan. Aku selalu bermimpi melalui pernikahan, kudapati orang yang bisa berjalan seiring, bersisian, bisa menenangkan jalan kedepan.” Melihat pengalaman pernikahan orang-orang sekitar sedikit banyak akan menghadirkan perasaan khawatir tentang bagaimana kehidupan pernikahan. Ada yang diuji melalui pasangannya yang berkhianat bahkan ketika usia telah mendekati senja. Ada yang kasar, tidak bertanggungjawab. Ada yang setelah menikah  membuat hubungan dengar ortunya dan sanak keluarganya renggang bahkan hilang rasa hormat. Dan berbagai macam hal la

Mengiba ampun

Dalam raka'at -raka'at sholat Adakah diri ingin mendekat Dalam sujud-sujud panjang Adakah kepadaNya saja diri bertopang Wahai Yang Maha Pengasih Yang kasihNya tiada pilih Wahai Yang Maha Penyaya ng Yang kasihNya tiada berbilang Disini, ada jiwa yang sedang termenung Terbayang dosa yang kian menggunung Memohon ribuan ampun Kepada Zat Yang Maha Pengampun Pada umur-umur yang kian bertambah Sedang taat tak juga bertambah Diatas sajadah ia bersimpuh Mengaharap rahmat dan magfiroh ~hamba yang mengiba ampun 15 Sya'ban 1440 H

Keberpihakan

H-13 menuju pemilu Beberapa hari yang lalu seorang senior bercerita kepada saya tentang namanya yang dicoret dari daftar pemilu yang ada di disini (Mesir) katanya namanya ada tercatat  di Indonesia, Jakarta tempat tinggalnya. “ Lah, kok bisa sih kak? Jadi kakak ga bisa ikut nyoblos dong ya. Yaaah.. hanguslah satu suara..” “Aku udah usaha tapi tetap ga bisa kata panitianya ya Tapi ga apa, aku pulang insyaallah, tiketnya juga udah dibeli, doanya ya..” “MasyaAllah, luar biasa kak. Khair insyaallah, semoga ini bisa menjadi salah satu wasilah terbukanya pintu kemenangan.” “Tapi bantu aku buat nge-share bagasi ya, ga apa ga untung, yang penting balik modal :D” “Iya kak, insyaallah. Semoga laku semuanya .” Kira-kira begitu percakapan kami waktu itu. Kaget banget pas tau beliau bela-belain buat pulang, langsung beli tiket tentunya harga tiket lebih mahal karna ga dari jauh-jauh hari. Dari cerita ini aku teringat sebuah kisah tentang seekor semut yang membawakan setetes air saat Nabi Ibr

Taqwa

“Wahai orang-prang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan berimanlah kepada RasulNya(Muhammad), niscaya Allah memberikan rahmatNya kepadamu dua bagian, dan menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan serta Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang” Al-Hadid:28 Taqwa itu kata syaikh Ratib An-Nabulsi dalam tafsirnya seperti cahaya. Coba kamu bayangkan berjalan pada malam hari ditengah hutan yang gelap, menakakutkan, yang disana ada banyak lobang, gundukan tanah, kalajengking, ular dan binatang buas lainnya, tapi ditnganmu ada senter kecil. Dengan senter tersebut kamu bisa melihat mana lobang, gundukan tanah, binatang berbisa dan semua yang menjadi penghalangmu dalam perjalanan tersebut, dengan senter itu kamu bisa melihat semuanya. Seperti itulah taqwa, hidup dengan ketaqwaan seolah ada benteng yang menjadi penhalang antara dirimu dan apa-apa yang Allah larang. Dengan taqwa manusia bisa berjalan dalam kebenaran meski akan banyak pen

Mengambil dengan Sebab

Janji Allah itu pasti, tapi yakin saja tidak cukup. Kita harus berstrategi dan meluruskan niat untuk meraih apa yang telah Allah janjikan .. _____ Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. (QS:Maryam:25) Terbayang tidak, seorang perempuan yang baru saja selesai dari proses melahirkan lalu disuruh menggoyangkan pohon kurma. Pernah suatu hari seseorang berkata kepada Duktur Rotib An-Nabulsi ketika menjelaskan tentang ayat di atas, saat laki-laki tersebut pergi ke negri Hijaz ia melihat pohon kurma lalu berusaha untuk menggoyangkannya tapi pohon kurma tersebut tidak goyang sama sekali. Lalu kenapa Allah memerintahkannya kepada Maryam, seorang wanita yang baru saja selesai dari proses persalinan yang tentunya sedang dalam keadaan tak berdaya, bahkan di ayat sebelumnya Maryam berkata, "betapa baiknya aku mati sebelum ini", saking dahsyatnya rasa sakit yang ia rasakan. Sebagian Ulama berpendapat bahw

Pembelajaran

Ada hal-hal yang perlu kita terima tanpa perlu kita pahami segera maksudnya. Sebab segala sesuatunya tak akan di-ada-kan kecuali ada pembelajaran yang tersimpan dibaliknya, tidak mesti sekarang, mungkin nanti, kamu akan paham maksudnya, percayalah. . *** Tak terasa, bulan pun berganti. Dalam tiga bulan terakhir begitu banyak hal-hal yang tak pernah terpikirkan akan terjadi dikehidupanku, terjadi. Begitu juga dengan orang-orang yang rasanya tak terpikir untuk bertemu, Allaah pertemukan. Pun dengan keputusan untuk meninggalkan Kairo yang begitu mendadak ini. Rasanya sangat tidak siap untuk meninggalkan cairo dalam waktu secepat ini. Takdir, kita mengimaninya kan. Dari berbagai hal yang terjadi dan orang-orang yang Allah pertemukan tersebut, mungkin saja itu semua adalah ujian yang Allah datangkan, namun dengan kaca mata iman, semuanya akan menjadi baik. “Kita berdoa dan meminta kepada Allah semoga ujian-ujian yang Allah berikan ke kita ini adalah sebagai rahamatNya untuk kita, dek.”

Mendidik Generasi Qur'ani

Melihat banyaknya pesantren-pesantren di tanah air yang akhir-akhir ini mengadakan studi tour keluar negri khususnya negri timur untuk mengambil sanad tahfiz dan tahsin Qur'an menimbulkan sedikit banyaknya rasa sedih sekaligus khawatir akan ini semua. Tidak ada yang salah dengan program ini. Namun, siapapun pihak yang mengadakan ini terkhususnya sebagai orang tua yang ingin mendidik anak-anaknya menjadi generasi Qurani, mestilah tau dan paham bagaimana langkah-langkahnya dalam mendidik. Mendidik generasi Qurani tidak cukup hanya dengan bermodalkan uang banyak. Tidak cukup dengan hanya mengirimkan anaknya sebulan dua bulan ke luar negri, sebut saja Mesir salah satu contohnya. Tidak salah mengirimkan anak untuk belajar Qur'an langsung ke Mesir, namun ada tahapannya. Tahapan inilah yang banyak terlupakan oleh orang tua. Yang pertama kali mesti dilakukan orang tua dalam mendidik anak-anak agar menjadi generasi Qurani adalah menyandarkan diri kepada Allah dan memahami bahwa anak

Pemberian Allaah

Tentang pemberian dari Allaah.. Perihal lebih baik menurut Allaah itu tak selalu dalam bentuk sebuah paket yang secara kasat mata memang terlihat baik.. Bisa jadi lebih baik yang dimaksud Allaah itu adalah tentang apa dampak yang terjadi pada diri kita ketika Allaah mengirimkan paket tersebut untuk kita.. Allaah tidak selalu menunjukkan kasih sayang Nya lewat sesuatu yang mudah dibaca mata, dengan kiriman paket tersebut terkadang Allaah ingin mengajarkan kita untuk merenung, terdiam lebih panjang, agar kita dapat memahami rencana-rencanaNya yang tak terduga Sehingga kita tak perlu khawatir apakah paket yang Allaah kirimkan adalah yang baik dan bagus menurut pandangan manusia.. Yang perlu kita khawatirkan adalah ada pada diri kita, pada kelembutan hati dan kejernihan pikiran kita untuk memilih cara pandang terbaik pada setiap rencana yang Allaah siratkan Mampukah kita menjadikannya sebagai sebuah anugerah yang patut disyukuri atau malah menjadi prahara yang membuat rasa syukur kia