Langsung ke konten utama

Pulang

Cerita hari inipun telah selesai.
Meski nyatanya pada banyak hal versi selesai bagi manusia berbeda dengan versi semesta.

Adapun pemeran-pemeran ceritanya, kejadian-kejadian sekaligus alur cerita yang terkadang diluar apa yang dipikirkan, suka tidak suka, yakin semuanya adalah baik.
Yaa, sejatinya cerita apapun yang ditemui ia selalu berjalan bersama hikmah yang kadang memang suka datang sembunyi-sembunyi, meski terkadang begitu perih yang dirasa. Menjadikannya sebagai anugerah atau prahara adalah tergantung bagaimana diri menyikapinya. 

Kalaulah Allah selalu bertanya sebelum menetapkan sesuatu, "Kamu maunya apa wahai hambaKu?" Tentulah kecenderungan akan sesuatu yang membahagiakan selalu menjadi pilihan. Namun, tentu mutiara tak akan didapat dengan cara seperti itu. Karena itu mensyukurinya atas apapun yang dirasa, menjadi bentuk paripurna dari sebuah penerimaan. Radhiitu billahi

Esok jika masih diizinkan untuk bertemu semoga mentari bersinar lebih indah :)
***

Akhirnya waktu untuk pulang pun tiba. Ya, semua kita pasti akan pulang, waktunya saja yang berbeda-beda dan kita tak pernah tau itu. Aku? Jadwalku hanya lebih dulu dari yang lain. Sedih? Iya sangat. Tapi apa mau dikata, seperti yang kubilang diatas bahwa versi selesai bagi kita tak selalu sama dengan versi semesta. Namun syukurlah kita sebagai orang islam diajarkan untuk ridho dan ikhlas atas setiap takdirNya, dan semuanya itu tentu saja adalah baik buat kita :)

Jadwal kepulangan yang tak pernah terbayangkan akan secepat ini akhirnya datang menyapa. Ini semua betul-betul mengajariku arti kepulangan yang sebenarnya, pulang kepangkuan Rabb semesta. Jadwal itu jika telah datang siap tak siap ya harus pulang.

"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." (QS : Al-'Arof :34)

Ah, kamu terlalu dalam jika memaknai ini dengan sebuah kematian. Tidak, ini tidak terlalu jauh atau berlebihan. Bukankah kita diminta untuk pandai-pandai meng-hikmah-i setiap ketentuan yang ada? Lagipula memperbanyak mengingat mati adalah salah satu perintah Rasul, bukan. Dan juga kepulangan ini mengingatkan kembali arti dari sebuah perjalanan panjang yang sedang ditempuh ini. Sebab jika gagal dalam mendefinisikan arti dari perjalanan, itu artinya kita telah gagal untuk kembali pulang

Ya, jadwal kepulangan ini yang Ia jadikan misteri bagi penduduk bumi adalah agar teruji mana ia yang benar-benar mempersiapkan pertemuan dengan Rabb-nya kelak mana yang tidak.

"Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun." (QS: Al-Mulk:2)

Wahai Rabb, yang nyawa kami seutuhnya ada ditanganMu. Bagaimana ini? Pulang meninggalkan negeri para nabi ini saja berat betul rasanya, ada air mata yang ikut mengalir dalam setiap untaian kata ini. Bagaimana nanti jika 'pulang' yang sebenarnya itu datang. Allah... Bekal ini masih sedikit, rasanya malah bekal yang  kusiapkan untuk kehidupan yang sementara ini jauh lebih banyak daripada kehidupan yang abadi kelak. Usaha yang aku kerahkan untuk menyambut kepulangan yang sebenarnya nanti pun masih sangat minim. Allah, ampuni aku.

Allah, yang terbaik itu adalah Engkau Yang Maha Mengetahuinya, sedang aku manusia tidak sama sekali, aku hanya bisa meraba dan menerka mana ia yang terbaik. Ilmuku tak sampai untuk menjangkau yang terbaik itu. Namun nyatanya dibanyak hal aku semacam paling tau mana yang terbaik itu. 

Allah, ampuni diri yang lemah ini. Allah, sungguh ini semua adalah tentang kesempurnaanMu. Dan ini semua adalah tentang kelemahanku.

Pada setiap takdirMu yang menyapa semoga selalu ada radhiitu billaahi yang terucap...

Yaa Rabb Yang nyawa kami sepenuhnya ada dalam genggamanMu. Matikan kami dalam keadaan yang Engkau ridhai, Yaa Rabb

Hidupkan dan matikanlah kami dalam keadaan beriman kepadaMu

Yaa Allah, kami titip diri kami kepadaMu, tolong jangan biarkan kami melangkah pada apa-apa yang tidak Engkau ridhai, Yaa Rabb....

Dalam perjalanan Mesir - Dubai :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mendidik Generasi Qur'ani

Melihat banyaknya pesantren-pesantren di tanah air yang akhir-akhir ini mengadakan studi tour keluar negri khususnya negri timur untuk mengambil sanad tahfiz dan tahsin Qur'an menimbulkan sedikit banyaknya rasa sedih sekaligus khawatir akan ini semua. Tidak ada yang salah dengan program ini. Namun, siapapun pihak yang mengadakan ini terkhususnya sebagai orang tua yang ingin mendidik anak-anaknya menjadi generasi Qurani, mestilah tau dan paham bagaimana langkah-langkahnya dalam mendidik. Mendidik generasi Qurani tidak cukup hanya dengan bermodalkan uang banyak. Tidak cukup dengan hanya mengirimkan anaknya sebulan dua bulan ke luar negri, sebut saja Mesir salah satu contohnya. Tidak salah mengirimkan anak untuk belajar Qur'an langsung ke Mesir, namun ada tahapannya. Tahapan inilah yang banyak terlupakan oleh orang tua. Yang pertama kali mesti dilakukan orang tua dalam mendidik anak-anak agar menjadi generasi Qurani adalah menyandarkan diri kepada Allah dan memahami bahwa anak

Beda Jalan, Beda Cerita tapi Tujuan Tetap Satu

"Yang membuat kita pudar semangatnya adalah ketika kita membandingkan lini masa kita dengan lini masa orang lain." ~KHC Pernah tidak merasa tertinggal dari yang lain dalam banyak hal, entah itu soal cita maupun cinta? Kurasa hampir semua orang pernah merasakannya. Tak terkecuali akupun pernah merasakannya, tapi seiring berjalannya waktu kusadari ini semua bukan soal siapa yang cepat siapa yang lambat. Bukan. Menepilah sejenak, coba berbicara antara kamu dan dirimu sendiri. Yang dicari, hilang Yang dikejar, lari Yang ditunggu Yang diharap Biarkanlah semesta bekerja Untukmu Tenangkan hati Semua ini bukan salahmu Jangan berhenti Yang kau takutkan takkan terjadi Kita coba lagi Untuk … Mungkin bisa sambil mendengarkan lirik lagu dari Kunto Aji ini, bagiku ini maknanya dalam. But ya, tergantung perspektif masing-masing.  Biarkanlah semesta bekerja untukmu, tenangkan hati, semua ini bukan salahmu. Dalam banyak hal seringkali kita membandingkan hasilnya dengan yang orang lain dapatka

Sekilas tentang Kehidupan Rumah Tangga

Udah lama banget ga nge-blog, sekalinya nge-blog langsung nulis tentang ini. Tulisan ini terinspirasi dari ftv tadi pagi. Kebetulan lagi nyetrika dan udah lama juga ga nonton dan emang tumben banget siarannya berhikmah, hahah.  Jadi tu hikmah yang aku dapet tadi ayah si gadis bilang, "Ngebangun rumah tangga itu ga kayak ngebangun perusahaan (si anak lagi kerja di sebuha perusahaan). Di perusahaan kalo ada yang ga disukai kita bisa dengan mudah ganti dengan yang lain, tidak dengan rumah tangga."   (Ga pernah seserius ini aku nonton ftv wkkwwk) Auto mikir, iya juga ya. Ya namanya hidup bersama ga suka itu pasti akan ada, gesekan-gesekan pasti akan datang, ga selamanya hubungan itu mulus. Ini yang pertama Yang kedua, kata bapak penjual bubur, " dalam kehidupan rumah tangga itu suami dan istri harus saling membantu dalam menyelesaikan tugas di rumah dan tugas-tugas lainnya. Kalo ibuk lagi ga bisa ngurus anak ya bapak yang gantiin. Pun begitu dengan tugas yang lainnya. Yang m