Langsung ke konten utama

Beda Jalan, Beda Cerita tapi Tujuan Tetap Satu

"Yang membuat kita pudar semangatnya adalah ketika kita membandingkan lini masa kita dengan lini masa orang lain." ~KHC

Pernah tidak merasa tertinggal dari yang lain dalam banyak hal, entah itu soal cita maupun cinta? Kurasa hampir semua orang pernah merasakannya. Tak terkecuali akupun pernah merasakannya, tapi seiring berjalannya waktu kusadari ini semua bukan soal siapa yang cepat siapa yang lambat. Bukan. Menepilah sejenak, coba berbicara antara kamu dan dirimu sendiri.

Yang dicari, hilang
Yang dikejar, lari
Yang ditunggu
Yang diharap
Biarkanlah semesta bekerja
Untukmu
Tenangkan hati
Semua ini bukan salahmu
Jangan berhenti
Yang kau takutkan takkan terjadi
Kita coba lagi
Untuk

Mungkin bisa sambil mendengarkan lirik lagu dari Kunto Aji ini, bagiku ini maknanya dalam. But ya, tergantung perspektif masing-masing. 

Biarkanlah semesta bekerja untukmu, tenangkan hati, semua ini bukan salahmu. Dalam banyak hal seringkali kita membandingkan hasilnya dengan yang orang lain dapatkan. Kenapa sih mesti begitu? Terkadang aku termenung sendiri, harus sama ya hasilnya dengan dia? Harus ya begini begitu dll nya. Sampai-sampai waktu dan ruang pikiran habis untuk memikirkan hal-hal yang diluar kendali kita. Yang akhirnya membuat kita tak lagi semangat melakukan ini itu, karena merasa ketinggalan jauh dari yang lain. Oh dear... Kita ini manusia, tak semua asa harus jadi nyata. Untuk apa-apa yang diluar kendali kita, lepaskanlah. Ada bagian kita ada bagian Nya. Ingat-ingatlah. 

Ada yang akademik dan organisasi nya berimbang dan sama-sama sukses dalam satu waktu. Alhamdulillah, waktunya habis dalam hal-hal positif. Ada yang udah belajar sungguh-sungguh, tapi gagal lagi gagal lagi. Alhamdulillah, kesabaran dan tawakkalnya sedang dilatih. Ada yang selesai kuliah harus nganggur dulu. Alhamdulillah, mungkin ia sedang diberi kesempatan untuk punya banyak waktu dengan orangtuanya. Ada yang masih usia 19 udah menikah. Alhamdulillah ia diberi kesempatan untuk berlatih menyeimbangkan banyak hal. Dan hal-hal lainnya yang apapun dan bagaimanapun kondisinya syukur mesti ada. 

Kesimpulannya? Apapun itu target dan pencapaian adalah cerita dan takdir masing-masing orang. Yang penting adalah bagaimana berusaha dan bersungguh-sungguh pada jalan yang sedang ditempuh. Jalan yang ditempuh boleh berbeda, asal tujuan tetap sama; ridha Allah. So, apapun yang sedang kamu lakukan sekarang, atur ulang lagi niatnya, bersungguh-sungguhlah. Meski mungkin dimata makhluk sesuatu itu biasa saja, namun yakinlah, atas nama kebaikan, tak akan ada yang sia-sia dalam perhitunganNya. Yang Allah lihat itu prosesnya, bagaimana hasilnya biar Allah saja yang menentukan. 

Setiap perbuatan pasti berbalas, jika tidak di dunia, maka bersabarlah akan ada balasan besar yang menanti di akhirat kelak :))

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mendidik Generasi Qur'ani

Melihat banyaknya pesantren-pesantren di tanah air yang akhir-akhir ini mengadakan studi tour keluar negri khususnya negri timur untuk mengambil sanad tahfiz dan tahsin Qur'an menimbulkan sedikit banyaknya rasa sedih sekaligus khawatir akan ini semua. Tidak ada yang salah dengan program ini. Namun, siapapun pihak yang mengadakan ini terkhususnya sebagai orang tua yang ingin mendidik anak-anaknya menjadi generasi Qurani, mestilah tau dan paham bagaimana langkah-langkahnya dalam mendidik. Mendidik generasi Qurani tidak cukup hanya dengan bermodalkan uang banyak. Tidak cukup dengan hanya mengirimkan anaknya sebulan dua bulan ke luar negri, sebut saja Mesir salah satu contohnya. Tidak salah mengirimkan anak untuk belajar Qur'an langsung ke Mesir, namun ada tahapannya. Tahapan inilah yang banyak terlupakan oleh orang tua. Yang pertama kali mesti dilakukan orang tua dalam mendidik anak-anak agar menjadi generasi Qurani adalah menyandarkan diri kepada Allah dan memahami bahwa anak

Sekilas tentang Kehidupan Rumah Tangga

Udah lama banget ga nge-blog, sekalinya nge-blog langsung nulis tentang ini. Tulisan ini terinspirasi dari ftv tadi pagi. Kebetulan lagi nyetrika dan udah lama juga ga nonton dan emang tumben banget siarannya berhikmah, hahah.  Jadi tu hikmah yang aku dapet tadi ayah si gadis bilang, "Ngebangun rumah tangga itu ga kayak ngebangun perusahaan (si anak lagi kerja di sebuha perusahaan). Di perusahaan kalo ada yang ga disukai kita bisa dengan mudah ganti dengan yang lain, tidak dengan rumah tangga."   (Ga pernah seserius ini aku nonton ftv wkkwwk) Auto mikir, iya juga ya. Ya namanya hidup bersama ga suka itu pasti akan ada, gesekan-gesekan pasti akan datang, ga selamanya hubungan itu mulus. Ini yang pertama Yang kedua, kata bapak penjual bubur, " dalam kehidupan rumah tangga itu suami dan istri harus saling membantu dalam menyelesaikan tugas di rumah dan tugas-tugas lainnya. Kalo ibuk lagi ga bisa ngurus anak ya bapak yang gantiin. Pun begitu dengan tugas yang lainnya. Yang m