Langsung ke konten utama

Tawakkal

Semakin kesini semakin memahami, sekeras apapun berusaha, tetap pertolonganNya yang pertama dan utama. Pertolongan yang tak boleh luput untuk senantiasa dimohonkan pada apa-apa yang diusahakan.

Tawakkal. Ternyata tawakkal itu tidak semudah mengucapkannya ya(?) ringan dilisan namun berat dalam melaksanakan. Tawakkal itu ga gampang, makanya mungkin semakin kesini semakin Allah uji dengan berbagai pinta yang belum menemui jawabnya. Tawakkal itu ga mudah, makanya Allah uji lagi lagi dan lagi sampai benar-benar diri ini bisa seutuhnya menggantungkan harap hanya pada Tuhan Yang Maha Kuasa atas Segalanya. Disini, tauhid sangat teruji. Ya, bagaimana tidak. Disaat hati berusaha tawakkal pada Sang Khaliq, harap pada makhluk terasa seolah lebih menjanjikan. Padahal semapta janji Ilahi telah terukir indah dalam pelataran wahyu; 

 وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا
Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu. (At-Talaq:3)

Seperti bahasan tafsir tadi pagi, soal jaminan hidup yang Allah jelaskan dalam surat Hud ayat 6,
 وما من دابة في الأرض إلا على الله رزقها
Tak ada satupun makhluk dimuka bumi melainkan telah Allah jamin rezkinya

Diayat ini Allah gunakan kata على yang maknanya disitu adalah wajib, artinya Allah mewajibkan pada diriNya untuk menjamin rezki setiap makhluknya. Hikmahnya adalah, bahwa Allah menegaskan kepada hambaNya agar jangan khawatir terhadap kehidupan yang telah Allah jamin. Rezki disini tak hanya berupa materi, kehidupan yang bahagia, pasangan, anak-anak, kesehatan, makan dan semuanya tak luput dari jaminan Allah. 

Namun, terkait dengan rezki sesuai dengan sunnatullah-Nya adalah tak terlepas dari sebab-akibat. Memang Allah telah menjamin semuanya, tapi harus ada usaha untuk menjemputnya. Kalau kita perhatikan didalam Al-Qur'an banyak sekali kita jumpai perintah untuk beramal dalam Al-Qur'an dan diujung-ujung ayat sering kita temui. والله بما تعملون بصير، والله عليم بما تعملون، Allah Maha melihat terhadap apa yang kalian kerjakan. Ya intinya jika ingin memperoleh pekerjaan misalnya, mesti ada usaha yang dikerahkan. Kalau kata Prof. Hamdani, kalau mau ya minta sama Allah sambil diusahakan. Allah itu memang Maha Pemberi Rezki, tapi bagi siapa yang meminta kepadaNya dan mengusahakannya.

Kembali lagi tentang tawakkal, sekeras apapun mengusahakan jika memang pinta belum menemui jawabnya, bukan berarti usahamu sia-sia. Tenang, ada waktunya nanti disaat yang tepat Allah jawab, Allah beri atas apa-apa yang telah diusahakan. Allah sudah bilang bukan; "dan bahwa manusia hanya akan memperoleh apa yang telah diusahakannya. Dan sungguh usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang sempurna." (An-Najm: 39-41)

See, bagaimana Maha Baik dan Adilnya Allah? 
Jadi tugas kita adalah terus mengerja kebaikan, mengusahakan yang baik-baik sambil terus merenda taqwa. Kelak, akan Allah balas, akan Allah jawab. Waktu kita tidaklah sama dengan waktu Sang Pencipta.

So, biarkan menurut Allah saja :))


Bumi cinta, penghujung 2019




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mendidik Generasi Qur'ani

Melihat banyaknya pesantren-pesantren di tanah air yang akhir-akhir ini mengadakan studi tour keluar negri khususnya negri timur untuk mengambil sanad tahfiz dan tahsin Qur'an menimbulkan sedikit banyaknya rasa sedih sekaligus khawatir akan ini semua. Tidak ada yang salah dengan program ini. Namun, siapapun pihak yang mengadakan ini terkhususnya sebagai orang tua yang ingin mendidik anak-anaknya menjadi generasi Qurani, mestilah tau dan paham bagaimana langkah-langkahnya dalam mendidik. Mendidik generasi Qurani tidak cukup hanya dengan bermodalkan uang banyak. Tidak cukup dengan hanya mengirimkan anaknya sebulan dua bulan ke luar negri, sebut saja Mesir salah satu contohnya. Tidak salah mengirimkan anak untuk belajar Qur'an langsung ke Mesir, namun ada tahapannya. Tahapan inilah yang banyak terlupakan oleh orang tua. Yang pertama kali mesti dilakukan orang tua dalam mendidik anak-anak agar menjadi generasi Qurani adalah menyandarkan diri kepada Allah dan memahami bahwa anak

Beda Jalan, Beda Cerita tapi Tujuan Tetap Satu

"Yang membuat kita pudar semangatnya adalah ketika kita membandingkan lini masa kita dengan lini masa orang lain." ~KHC Pernah tidak merasa tertinggal dari yang lain dalam banyak hal, entah itu soal cita maupun cinta? Kurasa hampir semua orang pernah merasakannya. Tak terkecuali akupun pernah merasakannya, tapi seiring berjalannya waktu kusadari ini semua bukan soal siapa yang cepat siapa yang lambat. Bukan. Menepilah sejenak, coba berbicara antara kamu dan dirimu sendiri. Yang dicari, hilang Yang dikejar, lari Yang ditunggu Yang diharap Biarkanlah semesta bekerja Untukmu Tenangkan hati Semua ini bukan salahmu Jangan berhenti Yang kau takutkan takkan terjadi Kita coba lagi Untuk … Mungkin bisa sambil mendengarkan lirik lagu dari Kunto Aji ini, bagiku ini maknanya dalam. But ya, tergantung perspektif masing-masing.  Biarkanlah semesta bekerja untukmu, tenangkan hati, semua ini bukan salahmu. Dalam banyak hal seringkali kita membandingkan hasilnya dengan yang orang lain dapatka

Sekilas tentang Kehidupan Rumah Tangga

Udah lama banget ga nge-blog, sekalinya nge-blog langsung nulis tentang ini. Tulisan ini terinspirasi dari ftv tadi pagi. Kebetulan lagi nyetrika dan udah lama juga ga nonton dan emang tumben banget siarannya berhikmah, hahah.  Jadi tu hikmah yang aku dapet tadi ayah si gadis bilang, "Ngebangun rumah tangga itu ga kayak ngebangun perusahaan (si anak lagi kerja di sebuha perusahaan). Di perusahaan kalo ada yang ga disukai kita bisa dengan mudah ganti dengan yang lain, tidak dengan rumah tangga."   (Ga pernah seserius ini aku nonton ftv wkkwwk) Auto mikir, iya juga ya. Ya namanya hidup bersama ga suka itu pasti akan ada, gesekan-gesekan pasti akan datang, ga selamanya hubungan itu mulus. Ini yang pertama Yang kedua, kata bapak penjual bubur, " dalam kehidupan rumah tangga itu suami dan istri harus saling membantu dalam menyelesaikan tugas di rumah dan tugas-tugas lainnya. Kalo ibuk lagi ga bisa ngurus anak ya bapak yang gantiin. Pun begitu dengan tugas yang lainnya. Yang m