Semakin kesini semakin memahami, sekeras apapun berusaha, tetap pertolonganNya yang pertama dan utama. Pertolongan yang tak boleh luput untuk senantiasa dimohonkan pada apa-apa yang diusahakan.
Tawakkal. Ternyata tawakkal itu tidak semudah mengucapkannya ya(?) ringan dilisan namun berat dalam melaksanakan. Tawakkal itu ga gampang, makanya mungkin semakin kesini semakin Allah uji dengan berbagai pinta yang belum menemui jawabnya. Tawakkal itu ga mudah, makanya Allah uji lagi lagi dan lagi sampai benar-benar diri ini bisa seutuhnya menggantungkan harap hanya pada Tuhan Yang Maha Kuasa atas Segalanya. Disini, tauhid sangat teruji. Ya, bagaimana tidak. Disaat hati berusaha tawakkal pada Sang Khaliq, harap pada makhluk terasa seolah lebih menjanjikan. Padahal semapta janji Ilahi telah terukir indah dalam pelataran wahyu;
وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا
Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu. (At-Talaq:3)
Seperti bahasan tafsir tadi pagi, soal jaminan hidup yang Allah jelaskan dalam surat Hud ayat 6,
وما من دابة في الأرض إلا على الله رزقها
Tak ada satupun makhluk dimuka bumi melainkan telah Allah jamin rezkinya
Diayat ini Allah gunakan kata على yang maknanya disitu adalah wajib, artinya Allah mewajibkan pada diriNya untuk menjamin rezki setiap makhluknya. Hikmahnya adalah, bahwa Allah menegaskan kepada hambaNya agar jangan khawatir terhadap kehidupan yang telah Allah jamin. Rezki disini tak hanya berupa materi, kehidupan yang bahagia, pasangan, anak-anak, kesehatan, makan dan semuanya tak luput dari jaminan Allah.
Namun, terkait dengan rezki sesuai dengan sunnatullah-Nya adalah tak terlepas dari sebab-akibat. Memang Allah telah menjamin semuanya, tapi harus ada usaha untuk menjemputnya. Kalau kita perhatikan didalam Al-Qur'an banyak sekali kita jumpai perintah untuk beramal dalam Al-Qur'an dan diujung-ujung ayat sering kita temui. والله بما تعملون بصير، والله عليم بما تعملون، Allah Maha melihat terhadap apa yang kalian kerjakan. Ya intinya jika ingin memperoleh pekerjaan misalnya, mesti ada usaha yang dikerahkan. Kalau kata Prof. Hamdani, kalau mau ya minta sama Allah sambil diusahakan. Allah itu memang Maha Pemberi Rezki, tapi bagi siapa yang meminta kepadaNya dan mengusahakannya.
Kembali lagi tentang tawakkal, sekeras apapun mengusahakan jika memang pinta belum menemui jawabnya, bukan berarti usahamu sia-sia. Tenang, ada waktunya nanti disaat yang tepat Allah jawab, Allah beri atas apa-apa yang telah diusahakan. Allah sudah bilang bukan; "dan bahwa manusia hanya akan memperoleh apa yang telah diusahakannya. Dan sungguh usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang sempurna." (An-Najm: 39-41)
See, bagaimana Maha Baik dan Adilnya Allah?
Jadi tugas kita adalah terus mengerja kebaikan, mengusahakan yang baik-baik sambil terus merenda taqwa. Kelak, akan Allah balas, akan Allah jawab. Waktu kita tidaklah sama dengan waktu Sang Pencipta.
So, biarkan menurut Allah saja :))
Bumi cinta, penghujung 2019
Komentar
Posting Komentar