Langsung ke konten utama

Pembelajaran

Ada hal-hal yang perlu kita terima tanpa perlu kita pahami segera maksudnya. Sebab segala sesuatunya tak akan di-ada-kan kecuali ada pembelajaran yang tersimpan dibaliknya, tidak mesti sekarang, mungkin nanti, kamu akan paham maksudnya, percayalah..

***

Tak terasa, bulan pun berganti. Dalam tiga bulan terakhir begitu banyak hal-hal yang tak pernah terpikirkan akan terjadi dikehidupanku, terjadi. Begitu juga dengan orang-orang yang rasanya tak terpikir untuk bertemu, Allaah pertemukan. Pun dengan keputusan untuk meninggalkan Kairo yang begitu mendadak ini. Rasanya sangat tidak siap untuk meninggalkan cairo dalam waktu secepat ini. Takdir, kita mengimaninya kan.

Dari berbagai hal yang terjadi dan orang-orang yang Allah pertemukan tersebut, mungkin saja itu semua adalah ujian yang Allah datangkan, namun dengan kaca mata iman, semuanya akan menjadi baik. “Kita berdoa dan meminta kepada Allah semoga ujian-ujian yang Allah berikan ke kita ini adalah sebagai rahamatNya untuk kita, dek.” Begitu nasihat seorang kakak waktu itu.

Beliau pu melanjutkan, “Kita harus berhusnuzhan sama Allah, bahwa setiap ujian yang Ia titipkan itu karna Allah tau kita mampu untuk memikulnya, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Kita harus yakin bahwa pertolongan Allaah itu selalu ada, tapi yakin saja tidak cukup. Kita harus berstrategi dan meluruskan niat agar layak ditolong Allaah, dek..”

Nasihat-nasihat yang beliau beri seperti oase dipadang pasir. Dari situ banyak hikmah dan pelajaran yang aku dapatkan. Yakin bahwa setiap ujian yang diberi tak lain dan tak bukan ada pembelajaran yang berharga dibaliknya.  Sebagai bekal agar kuat dalam menyusuri jalanan didepan sana. Karna ia yang masih bisa berdiri selepas badai menerjang, tak akan tumbang dengan gerimis yang menghadang.

Bersyukur sekali rasanya Allaah beri kesempatan untuk berkenalan dan hidup dengan orang-orang solih. Ketika melemah ada yang menguatkan, ketika bersalah ada yang mengingatkan, ketika terjatuh ada tangan yang siap membantu. Teringat lagi kata-kata kakak tersebut ketika aku datang meminta nasihat kepadanya, beliau bilang “Kita ini alhamdulillah dek, saat ujian datang menghampiri ada tangan-tangan yang siap membantu. Iman, dengan iman kita yakin Allaah selalu ada. Banyak orang diluar sana yang diberi ujian seperti ini karna tak kuat ia hampir bunuh diri. Karena itu bersyukurlah, dek. Kita ada untuk saling mengingatkan dan menguatkan.”

Beruntunglah orang-orang yang beriman, seperti yang telah Allaah katakan dalam surat AL-‘Asr,

“Demi masa. Sungguh manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”

Ibarat sedang berlayar ditengah laut, kita tak bisa jamin ombaknya akan kecil atau karangnya tidak besar atau tak akan ada perompak yang akan menghadang. Sama sekali kita tak akan bisa menjamin. Namun dengan bekal iman, amal shalih, saling menasihati dan kesabaran, seperti yang Allaah sebutkan dalam surat Al-'Asr tesebut, dengan izinNya kita akan bisa melewati apapun yang akan terjadi didepan sana.

Dan ketika berlayar tersebut, juga ada takut yang mesti dilawan, ada hati yang mesti diluaskan, ada raga yang mesti dikuatkan dan ada jiwa yang mesti disehatkan.

Yaa, bismillaah. Dengan namaNya, selama kebaikan yang dituju, berkelok-kelok pun jalan yang ditempuh, insyaallaah akan sampai juga pada muara kebaikan. Sebab semuanya akan bermuara pada tempatnya masing-masing. Pun begitu dengan keburukan, ia juga akan bermuara pada tempatnya. Tak akan tertukar.

Wallahu’alam

Untuk setiap insan yang sedang mencari-cari jawaban atas apa-apa yang terjadi. Percayalah, belum sekarang, mungkin besok atau lusa atau bahkan disaat kau telah lupa dengan hal tersebut, kau temukan ada pelajaran dibaliknya. Sambil tersenyum, dengan lirih kau berkata, "Allaah, terimakasih. Segala puji hanya untukMu Yaa Rabb.."

13:22 CLT, dalam perjalanan saat ombak menerjang... :))

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mendidik Generasi Qur'ani

Melihat banyaknya pesantren-pesantren di tanah air yang akhir-akhir ini mengadakan studi tour keluar negri khususnya negri timur untuk mengambil sanad tahfiz dan tahsin Qur'an menimbulkan sedikit banyaknya rasa sedih sekaligus khawatir akan ini semua. Tidak ada yang salah dengan program ini. Namun, siapapun pihak yang mengadakan ini terkhususnya sebagai orang tua yang ingin mendidik anak-anaknya menjadi generasi Qurani, mestilah tau dan paham bagaimana langkah-langkahnya dalam mendidik. Mendidik generasi Qurani tidak cukup hanya dengan bermodalkan uang banyak. Tidak cukup dengan hanya mengirimkan anaknya sebulan dua bulan ke luar negri, sebut saja Mesir salah satu contohnya. Tidak salah mengirimkan anak untuk belajar Qur'an langsung ke Mesir, namun ada tahapannya. Tahapan inilah yang banyak terlupakan oleh orang tua. Yang pertama kali mesti dilakukan orang tua dalam mendidik anak-anak agar menjadi generasi Qurani adalah menyandarkan diri kepada Allah dan memahami bahwa anak

Beda Jalan, Beda Cerita tapi Tujuan Tetap Satu

"Yang membuat kita pudar semangatnya adalah ketika kita membandingkan lini masa kita dengan lini masa orang lain." ~KHC Pernah tidak merasa tertinggal dari yang lain dalam banyak hal, entah itu soal cita maupun cinta? Kurasa hampir semua orang pernah merasakannya. Tak terkecuali akupun pernah merasakannya, tapi seiring berjalannya waktu kusadari ini semua bukan soal siapa yang cepat siapa yang lambat. Bukan. Menepilah sejenak, coba berbicara antara kamu dan dirimu sendiri. Yang dicari, hilang Yang dikejar, lari Yang ditunggu Yang diharap Biarkanlah semesta bekerja Untukmu Tenangkan hati Semua ini bukan salahmu Jangan berhenti Yang kau takutkan takkan terjadi Kita coba lagi Untuk … Mungkin bisa sambil mendengarkan lirik lagu dari Kunto Aji ini, bagiku ini maknanya dalam. But ya, tergantung perspektif masing-masing.  Biarkanlah semesta bekerja untukmu, tenangkan hati, semua ini bukan salahmu. Dalam banyak hal seringkali kita membandingkan hasilnya dengan yang orang lain dapatka

Sekilas tentang Kehidupan Rumah Tangga

Udah lama banget ga nge-blog, sekalinya nge-blog langsung nulis tentang ini. Tulisan ini terinspirasi dari ftv tadi pagi. Kebetulan lagi nyetrika dan udah lama juga ga nonton dan emang tumben banget siarannya berhikmah, hahah.  Jadi tu hikmah yang aku dapet tadi ayah si gadis bilang, "Ngebangun rumah tangga itu ga kayak ngebangun perusahaan (si anak lagi kerja di sebuha perusahaan). Di perusahaan kalo ada yang ga disukai kita bisa dengan mudah ganti dengan yang lain, tidak dengan rumah tangga."   (Ga pernah seserius ini aku nonton ftv wkkwwk) Auto mikir, iya juga ya. Ya namanya hidup bersama ga suka itu pasti akan ada, gesekan-gesekan pasti akan datang, ga selamanya hubungan itu mulus. Ini yang pertama Yang kedua, kata bapak penjual bubur, " dalam kehidupan rumah tangga itu suami dan istri harus saling membantu dalam menyelesaikan tugas di rumah dan tugas-tugas lainnya. Kalo ibuk lagi ga bisa ngurus anak ya bapak yang gantiin. Pun begitu dengan tugas yang lainnya. Yang m