Jika mendengar kata hujan atau saat hujan turun apa yang terpikir olehmu? Kenangan?
Kebanyakan pemuda sekarang selalu saja menghubungkan antara hujan dan kenangan.
Apalagi bulan Juni, yang akrab sekali dengan puisinya Joko Darmono,
"Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni..."
Sebenarnya tulisan ini pengen dibikin awal bulan Juni kemarin yang dimulai dengan hujan dari sejak malamnya sekitaran pukul 2 malam tak henti turun sampai kurang lebih pukul 2 siang. Dengan berbagai melodi rintiknya dari yang sangat sendu sampai seperti hujan turun sebagai hukuman. Hukuman? Iya, maksudku pernah waktu itu suara rintiknya yang terdengar malu-malu tiba-tiba perlahan langsung membesar, seketika aku teringat kisa kaum Nabi Nuh yang ditimpa banjir bandang.
Pernah saat mendung Aisyah ra melihat adanya ketidaksenangan dari wajah Rasulullah saw, Aisyah pun menanyakan hal tersebut, lalu Rasulullah menjawab, "Wahai Aisyah, apakah gerangan yang dapat memberi jaminan kepadaku bahwa didalam mendung itu tidak terdapat azab? Dahulu pernah ada kaum yang diazab dengan angin, dan ada pula kaum yang melihat azab tetapi mereka mengatakan, "Ini adalah mendung yang akan menurunkan hujan kepada kita". Hr. Bukhari dan Muslim.
Nah, inilah sebuah perasaan yang semestinya senantiasa sadar terhadap Allah dan kekuasaanNya dan terhadap kisah-kisah kehidupan yang diceritakan dalam Al-Qur'an. Akan tetapi hal ini tentu tidak boleh juga menghilangkan ketentraman dan harapan terhadap rahmat Allah dan karunia-Nya.
Aku pribadi selalu senang saat hujan turun, auto komat kamit ini bibir. Apalagi kalo sedang pengen sesuatu banget, langsung ngalir ga taunya hujan udah berhenti. Yap, salah satu momen mustajabnya doa adalah saat hujan turun.
Ibnu Qudamah dalam Al Mughni mengatakan, ”Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ
“Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : Bertemunya dua pasukan, menjelang shalat dilaksanakan, dan saat hujan turun.”
Doa yang selalu diucapkan Rasulullah saat hujan adalah اللَّهُمَّ صَيِّباً ناَفِعاً
“Allahumma shoyyiban naafi’aa [Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat].”
Al Khottobi mengatakan, ”Air hujan yang mengalir adalah suatu karunia.”Nah, jadi mari manfaatkan waktu turunnya hujan untuk memperbanyak doa.
Berdoalah, Seyakin hatimu berdoa meminta kepada Allah, seyakin itu pula Allah akan berikan. Tak perlu memikirkan bagaimana Allah memberi, cukup yakinkan hati atas apa yang dipinta; menyelaraskan hati dan lisan, yakin Allah akan kabulkan.
Pada akhirnya, aku bahagia karena aku berdoa. Segera dikabulkan atau masih ditunda, itu persoalan lain yang menjadi urusan Allah. Berdoa membuatku aman dan tentram, sebab segala hal yang tak bisa kuutarakan pada manusia, meluruh utuh ke singgasana-Nya. ~KaNadhira
Hujan, 4 Juni
Komentar
Posting Komentar