Langsung ke konten utama

Seruan yang Menghidupkan: QS:Al-Anfal:24

"Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan." Al-Anfal:24

Jalan kebahagiaan yang abadi adalah ketika manusia memenuhi seruan Allah dan RasulNya.

"Wahai orang-orang yang beriman..." Allah ulang kembali seruan kepada orang-orang yang beriman setelah sebelumnya Allah serukan diayat 20. Sebagai isyarat bahwa iman itu menghendaki adanya amal perbuatan serta bersegera memenuhi apa yang datang setelah iman tersebut; perintah-perintah dan larangan. Mendorong mereka untuk mematuhi dan melarang mereka untuk berpaling. 
Karena iman bukanlah dengan angan-angan atau sebagai penghias bibir saja. Tapi ia adalah yang tertancap kuat dalam hati dan dibenarkan oleh amal perbuatan. 

Tambahan huruf ا س ت pada kata استجيبوا  mengandung makna melakukannya dengan sungguh-sungguh. Artinya memenuhi seruan tersebut dengan sungguh-sungguh. 

Sesungguhnya agama Islam ini adalah manhaj kehidupan yang sempurna, bukan semata-mata akidah yang tersembunyi. Akan tetapi manhaj yang realistis yang dibawah naungannya kehidupan dapat berkembang dan meningkat. Oleh karena itu agama Islam ini merupakan seruan kepada kehidupan dalam semua gambaran dan bentuknya. Maka wahai orang-orang yang beriman penuhilah seruan Allah dan Rasul-Nya dengan penuh ketaatan dan hati yang merdeka. Seruan yang hanya menyeru kepada sesuatu yang memberi kehidupan, kehidupan dengan segala bentuk dan makna kehidupan.

Kehidupan yang baik yang mencakup kebahagiaan dunia dan akhirat. Yang demikian itu ada pada Al-Qur'an, iman, jihad dan semua amal kebaikan dan ketaatan. "Maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik" An-Nahl:97. 

"Ketahuilah bahwasanya Allah membatasi antara manusia dan hatinya...". Lalu memisahkan antara manusia dan hatinya, menguasai dan menghalangi hati itu, memperlakukan dan membolak-balikkan bagaimana saja yang Allah kehendaki. Wahai, betapa mengerikannya gambaran kekuasaan yang nyata tapi halus ini. Pemiliknya tak lagi berkuasa terhadapnya, padahal hati itu ada dalam dadanya. Sebuah dorongan yang terkandung dalam ayat ini untuk senantiasa melakukan ketaatan sebelum terhalangi oleh berbagai penghalang seperti sakit, kematian dsb. 

Dan memunculkan kewaspadaan terhadap semua bisikan dan kecenderungan karena takut terpleset. Kehati-hatian terus menerus terhadap hal-hal yang menggelincirkan. Sehingga membuat manusia untuk selalu bergantung kepada Allah karena khawatir hati ini akan berbolak-balik dalam kelengahan dan kelalaian.

Rasulullah saw bersabda: "Hati manusia berada diantara jari-jemariNya. Barang siapa yang Allah kehendaki untuk istiqomah maka istiqomah-lah ia. Barang siapa yang tak Allah kehendaki maka tak istiqomah lah ia." 

Karena itu Rasulullah sering berdoa, Yaa Allah wahai yang membolak-balikkan hati. Mantapkanlah hatiku pada agamaMu. Rasulullah sebagai yang ma'shum saja sering mengucapkan doa ini. Lalu bagaimana dengan kita manusia biasa bukan Rasul dan tidak ma'shum? Sungguh ini adalah sebuah gambaran yang mengguncangkan hati, yang menimbulkan rasa takut dan gemetar bagi orang-orang yang merenungkannya. Maka banyak-banyaklah berdoa agar Allah SWT istiqomahkan selalu dijalanNya. Agar senantiasa Allah beri keteguhan hati ditengah zaman yang penuh fitnah ini.

"Sesungguhnya kepadaNya lah kamu dikumpulkan"

Bersegeralah melakukan amal kebaikan, mempersiapkan sebaik-baik bekal untuk hari akhir kelak. Karena sesungguhnya hanya kepada Allah lah tempat kembali kita semua.


Wallahu'alam bishshowab

#Ramadhan12

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mendidik Generasi Qur'ani

Melihat banyaknya pesantren-pesantren di tanah air yang akhir-akhir ini mengadakan studi tour keluar negri khususnya negri timur untuk mengambil sanad tahfiz dan tahsin Qur'an menimbulkan sedikit banyaknya rasa sedih sekaligus khawatir akan ini semua. Tidak ada yang salah dengan program ini. Namun, siapapun pihak yang mengadakan ini terkhususnya sebagai orang tua yang ingin mendidik anak-anaknya menjadi generasi Qurani, mestilah tau dan paham bagaimana langkah-langkahnya dalam mendidik. Mendidik generasi Qurani tidak cukup hanya dengan bermodalkan uang banyak. Tidak cukup dengan hanya mengirimkan anaknya sebulan dua bulan ke luar negri, sebut saja Mesir salah satu contohnya. Tidak salah mengirimkan anak untuk belajar Qur'an langsung ke Mesir, namun ada tahapannya. Tahapan inilah yang banyak terlupakan oleh orang tua. Yang pertama kali mesti dilakukan orang tua dalam mendidik anak-anak agar menjadi generasi Qurani adalah menyandarkan diri kepada Allah dan memahami bahwa anak

Beda Jalan, Beda Cerita tapi Tujuan Tetap Satu

"Yang membuat kita pudar semangatnya adalah ketika kita membandingkan lini masa kita dengan lini masa orang lain." ~KHC Pernah tidak merasa tertinggal dari yang lain dalam banyak hal, entah itu soal cita maupun cinta? Kurasa hampir semua orang pernah merasakannya. Tak terkecuali akupun pernah merasakannya, tapi seiring berjalannya waktu kusadari ini semua bukan soal siapa yang cepat siapa yang lambat. Bukan. Menepilah sejenak, coba berbicara antara kamu dan dirimu sendiri. Yang dicari, hilang Yang dikejar, lari Yang ditunggu Yang diharap Biarkanlah semesta bekerja Untukmu Tenangkan hati Semua ini bukan salahmu Jangan berhenti Yang kau takutkan takkan terjadi Kita coba lagi Untuk … Mungkin bisa sambil mendengarkan lirik lagu dari Kunto Aji ini, bagiku ini maknanya dalam. But ya, tergantung perspektif masing-masing.  Biarkanlah semesta bekerja untukmu, tenangkan hati, semua ini bukan salahmu. Dalam banyak hal seringkali kita membandingkan hasilnya dengan yang orang lain dapatka

Sekilas tentang Kehidupan Rumah Tangga

Udah lama banget ga nge-blog, sekalinya nge-blog langsung nulis tentang ini. Tulisan ini terinspirasi dari ftv tadi pagi. Kebetulan lagi nyetrika dan udah lama juga ga nonton dan emang tumben banget siarannya berhikmah, hahah.  Jadi tu hikmah yang aku dapet tadi ayah si gadis bilang, "Ngebangun rumah tangga itu ga kayak ngebangun perusahaan (si anak lagi kerja di sebuha perusahaan). Di perusahaan kalo ada yang ga disukai kita bisa dengan mudah ganti dengan yang lain, tidak dengan rumah tangga."   (Ga pernah seserius ini aku nonton ftv wkkwwk) Auto mikir, iya juga ya. Ya namanya hidup bersama ga suka itu pasti akan ada, gesekan-gesekan pasti akan datang, ga selamanya hubungan itu mulus. Ini yang pertama Yang kedua, kata bapak penjual bubur, " dalam kehidupan rumah tangga itu suami dan istri harus saling membantu dalam menyelesaikan tugas di rumah dan tugas-tugas lainnya. Kalo ibuk lagi ga bisa ngurus anak ya bapak yang gantiin. Pun begitu dengan tugas yang lainnya. Yang m